New International Version NIV Version Previous Next Jesus Heals Ten Men With Leprosy11 Now on his way to Jerusalem,A Jesus traveled along the border between Samaria and Galilee.B 12 As he was going into a village, ten men who had leprosy[a]C met him. They stood at a distanceD 13 and called out in a loud voice, “Jesus, Master,E have pity on us!” 14 When he saw them, he said, “Go, show yourselves to the priests.”F And as they went, they were cleansed. 15 One of them, when he saw he was healed, came back, praising GodG in a loud voice. 16 He threw himself at Jesus’ feet and thanked him—and he was a Samaritan.H 17 Jesus asked, “Were not all ten cleansed? Where are the other nine? 18 Has no one returned to give praise to God except this foreigner?” 19 Then he said to him, “Rise and go; your faith has made you well.”I Read full chapter FootnotesLuke 1712 The Greek word traditionally translated leprosy was used for various diseases affecting the skin. Cross referencesLuke 1711 S Lk 951 Luke 1711 Lk 951, 52; Jn 43, 4 Luke 1712 S Mt 82 Luke 1712 Lev 1345, 46 Luke 1713 S Lk 55 Luke 1714 Lev 142; Mt 84 Luke 1715 S Mt 98 Luke 1716 S Mt 105 Luke 1719 S Mt 922 dropdown New International Version NIVHoly Bible, New International Version, NIV Copyright ©1973, 1978, 1984, 2011 by Biblica, Inc. Used by permission. All rights reserved Reverse Interlinear Bible English to Hebrew and English to Greek. Copyright © 2019 by Zondervan. Bible Gateway Recommends
Lukas(Kitab Suci Bahasa Indonesia) Pencarian: pasal (Mat 5); ayat (Mat 5:11); kutipan (Mat 5:1-12); kata (Surga); nomor strong (25);
Sa paglalakbay ni Jesus papuntang Jerusalem, nagdaan siya sa hangganan ng Samaria at Galilea. Nang papasok na siya sa isang nayon, sinalubong siya ng sampung ketongin. Tumigil ang mga ito sa may kalayuan at sumigaw, “Jesus! Panginoon! Mahabag po kayo sa amin!” Pagkakita sa kanila ay sinabi ni Jesus, “Lumakad na kayo at magpatingin sa mga pari.” Habang sila'y naglalakad, silang lahat ay gumaling at luminis. Nang mapuna ng isa na siya'y magaling na, nagbalik siyang sumisigaw ng pagpupuri sa Diyos. Nagpatirapa siya sa paanan ni Jesus at nagpasalamat. Ang taong ito'y isang Samaritano. “Hindi ba't sampu ang aking pinagaling at nilinis?” tanong ni Jesus. “Nasaan ang siyam? Wala bang nagbalik upang magpuri sa Diyos kundi ang dayuhang ito?” Sinabi ni Jesus sa kanya, “Tumayo ka na at umuwi. Pinagaling ka ng iyong pananampalataya.” Multi Ayat/Kutipan: Memungkinkan Anda untuk mencari dan melihat ayat-ayat dalam jarak terspesifikasi, mis. Yohanes 3:16; Roma 5:8-10; Roma 8:32; 2 Korintus 5:19-21; 1 Timotius 1:15-16. Referensi Silang: Referensi silang ini ada di Tampilan Alkitab tab Ref. Silang dan Multi ayat/kutipan tab Ref. Silang. mis. Yohanes 3:16-17 Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea. Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak ”Yesus, Guru, kasihanilah kami!” Lalu Ia memandang mereka dan berkata ”Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam.” Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir. Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria. Lalu Yesus berkata ”Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?” Lalu Ia berkata kepada orang itu ”Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau.” Diez leprosos son limpiados. 11Yendo JesĂşs a JerusalĂ©n, pasaba entre Samaria y Galilea. 12Y al entrar en una aldea, le salieron al encuentro diez hombres leprosos, los cuales se pararon de lejos 13y alzaron la voz, diciendo: ¡JesĂşs, Maestro, ten misericordia de nosotros! 14Cuando Ă©l los vio, les dijo: Id, mostraos a los sacerdotes.b YAng Salita ng Diyos SND Version Previous Next Pinagaling ni Jesus ang Sampung Ketongin11 Umahon si Jesus patungong Jerusalem. Nangyari na siya ay dumaan sa gitna ng Samaria at Galilea. 12 Sa kaniyang pagpasok sa isang nayon,sinalubong siya ng sampung lalaking may ketong. Ang mga ito ay nakatayo sa malayo. 13 Nilakasan nila ang kanilang tinig at kanilang sinabi Guro, kahabagan mo kami. 14 Nakita sila ni Jesus. Sinabi niya sa kanila Humayo kayo at magpakita kayo sa mga saserdote. At nangyari, sa paghayo nila, sila ay nalinis. 15 Nang makita ng isa sa kanila na siya ay gumaling, bumalik siya. Sa malakas na tinig, niluwalhati niya ang Diyos. 16 Nagpatirapa siya na nagpapasalamat kay Jesus. Ang lalaking ito ay isang taga-Samaria. 17 Sinabi ni Jesus Hindi ba sampu ang nilinis? Nasaan ang siyam? 18 Ang dayuhan lang bang ito ang bumalik upang magbigay ng kaluwalhatian sa Diyos? 19 Sinabi niya sa kaniya Bumangon ka at humayo. Pinagaling ka ng iyong pananamÂpalataya. Read full chapter dropdownAyat SH: Lukas 17:11-19 Judul: Ingat atau Lupa Kebaikan-Nya? Ketika masalah atau penyakit datang menimpa, biasanya kita langsung datang kepada Tuhan. Saat seperti ini, kita tak henti-hentinya berdoa, bahkan berpuasa. Kita berharap agar Tuhan segera melepaskan beban itu dan menyediakan jalan keluarnya. Demikian halnya dengan sepuluh orang kusta.
17Beberapa nasihat171-6 1 Mat. 186-7; Mrk. 942 Yesus berkata kepada murid-murid-Nya ”Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan, tetapi celakalah orang yang mengadakannya. 2Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, dari pada menyesatkan salah satu dari orang-orang yang lemah ini. 3Mat. 1815 Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. 4Mat. 1822 Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia.” 5Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan ”Tambahkanlah iman kami!” 6Jawab Tuhan ”Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu.”Tuan dan hamba177-10 7”Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang Mari segera makan! 8Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum. 9Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? 10Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.”Kesepuluh orang kusta1711-19 11Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea. 12Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh 13dan berteriak ”Yesus, Guru, kasihanilah kami!” 14Im. 141-32 Lalu Ia memandang mereka dan berkata ”Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam.” Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir. 15Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, 16lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria. 17Lalu Yesus berkata ”Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? 18Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?” 19Lalu Ia berkata kepada orang itu ”Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau.”Kedatangan Kerajaan Allah1720-37Mat. 2423-28, 36-41 20Atas pertanyaan orang-orang Farisi, apabila Kerajaan Allah akan datang, Yesus menjawab, kata-Nya ”Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, 21juga orang tidak dapat mengatakan Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu.” 22Dan Ia berkata kepada murid-murid-Nya ”Akan datang waktunya kamu ingin melihat satu dari pada hari-hari Anak Manusia itu dan kamu tidak akan melihatnya. 23Dan orang akan berkata kepadamu Lihat, ia ada di sana; lihat, ia ada di sini! Jangan kamu pergi ke situ, jangan kamu ikut. 24Sebab sama seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pulalah kelak halnya Anak Manusia pada hari kedatangan-Nya. 25Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini. 26Kej. 65-8 Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia 27Kej. 76-24 mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua. 28Kej. 1820–1925 Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun. 29Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua. 30Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diri-Nya. 31Mat. 2417-18; Mrk. 1315-16 Barangsiapa pada hari itu sedang di peranginan di atas rumah dan barang-barangnya ada di dalam rumah, janganlah ia turun untuk mengambilnya, dan demikian juga orang yang sedang di ladang, janganlah ia kembali. 32Kej. 1926 Ingatlah akan isteri Lot! 33Mat. 1039, 1625; Mrk. 835; Luk. 924; Yoh. 1225 Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya. 34Aku berkata kepadamu Pada malam itu ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. 35Ada dua orang perempuan bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.”[36Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.] 37Kata mereka kepada Yesus ”Di mana, Tuhan?” Kata-Nya kepada mereka ”Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar.” Terjemahan Baru Bible © Indonesian Bible Society 1974, Selebihnya Tentang Alkitab Terjemahan BaruLUKAS 19. Saggéüs. 1 EN Hy het in Jérigo gekom en daar deurgegaan. 2 En daar was 'n man met die naam van Saggéüs, 'n hoof van die tollenaars en 'n ryk man. 3 En hy het probeer om Jesus te sien, wie Hy was; maar vanweë die skare kon hy nie, omdat hy klein van persoon was. 4 En hy het vooruit gehardloop en in 'n wildevyeboom geklim, sodat
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. gambar Dibanding penulis kitab Injil yang lain Matius, Markus dan Yohanes, maka penulis Injil Lukas lah yang memberikan perhatian sangat besar terhadap orang Samaria. Misalnya cerita indah yang dicatat Lukas mengenai orang Samaria yang baik hati Lukas 1030-37; selanjutnya, kisah orang Samaria yang disembuhkan Tuhan Yesus karena kusta Lukas 1711-19. Bahkan Yesus mengutus murid-murid-Nya untuk bermisi ke Samaria juga dicacat oleh Lukas Lukas 952-53. Meskipun misi itu ditolak oleh orang Samaria. Ketika Yesus menyuruh para pengikut-Nya untuk menjadi saksi-Nya di Yerusalem dan di seluruh Yudea, maka tidak ada masalah sejauh itu. Tetapi ketika Yesus menambahkan Samaria, tentu sangat mengherankan bagi pengikut-Nya yang berasal dari Yahudi. Hal ini tentu sangat asing bagi orang Yahudi, karena bagai mana pun orang Samaria tetap dianggap bangsa kafir, rendah, berdosa, tidak bermoral dan bahkan dianggap anjing Lht. Markus 727-28 dan Matius 1525-26. Mengapa bisa demikian? Untuk menjawab pertanyaan di atas, maka ada baiknya kita melihat latar belakang kota Samaria, terutama dalam bidang keagamaan. Samaria adalah ibu kota Israel Utara. Sebelum ditaklukan Asyur tahun 722 SM, Israel Utara telah hidup bersinkretisme atau menyembah dewa bangsa-bangsa sekitarnya, seperti bangsa Hamat, Arabia bagian selatan, dan Asyur. Kerja sama dalam bidang politik dan ekonomi adalah menjadi sarana yang tepat mengenai masuknya penyembahan berhala di ibu kota Israel Utara Samaria. Bahkan praktik penyembahan berhala juga mereka lakukan di dalam Bait Suci di Betel. Misalnya menyembah dewa Molokh dewa sembahan bani Amon, yang kepadanya mereka mempersembahkan kurban berupa anak sulung manusia. Selanjutnya, setelah ditaklukan kerajaan Asyur, kehidupan keagamaan Israel Utara semakin bobrok, yaitu mereka menyembah dewi Asheradan dewi-dewi sembahan Asyur lainnya. Kawin campur pun tak terhindarkan setelah mereka hidup berbaur atau bergaul dengan orang-orang Asyur. Selanjutnya, mereka juga menyembah dewa Baal, yaitu dewa kesuburan orang Kanaan. Demikianlah konteks keagamaan di Samaria saat itu. Itulah sebabnya, penduduk Samaria dipandang rendah, dianggap bangsa tak ber-Tuhan dan dicap sebagai bangsa kafir, berdosa, terpinggirkan, dan terhina. Alasan yang tidak kalah kuatnya atas anggapan di atas adalah masalah masalah kawin campur. Kawin campur dengan bangsa non-Israel adalah sama artinya dengan menodai kemurnian mereka sebagai umat Israel dan bangsa pilihan Allah. Selain itu, kawin campur juga sama artinya dengan menukar Allah Yang Esa dengan dewa-dewa sembahan bangsa non-Israel. Itulah konsep pemikiran yang ditanamkan orang Israel, yang masih menganggap dirinya murni, belum ternodai, tidak pernah melakukan kawin campur dengan wanita bangsa-bangsa non-Israel. Konsep pemikiran seperti yang dijelaskan di atas tetap menjadi warisan yang tak terhapuskan hingga pada jaman kehidupan Yesus. Itulah sebabnya, orang Samaria dalam teks Lukas 1711-19 yang disembuhkan Yesus disebut sebagai orang asing. Label ini mengindikasikan bahwa pada saat itu penduduk kota Samaria tetap tidak dianggap sebagai bangsa yang kasihi oleh Tuhan. Tetapi justru tetap dipandang sebelah mata, yakni sebagai bangsa yang tidak beriman, kafir, sesat dan tidak ber-Tuhan. Penduduk kota Samaria seolah-olah tidak pernah diberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dan kejahatan-kejahatan yang mereka lakukan di masa lalu. Secara tidak langsung bangsa Israel mengatakan “kami orang saleh, suci, tidak berdosa, umat pilihan Allah, sedangkan kalian, sampai kapan pun tetap sebagai umat berdosa dan tidak ber-Tuhan”. Bahkan penulis Injil Yohanes mengatakan, bahwa orang Israel tidak pernah bergaul dengan orang Samaria Yoh. 41-42.Sungguh pemikiran yang sempit, angkuh, sombong dan picik. Itulah sebabnya, Lukas mengemukakan kebaikan-kebaikan yang dilakukan oleh orang Samaria, yang selama ini ditutup-tutupi. Secara tidak langsung, Lukas ingin mengatakan bahwa Tuhan saja memberikan kesempatan kepada mereka yang bertekat menyesali dan memperbaiki kelakuan dan sikapnya yang jahat. Tapi mengapa, sesama manusia justru justru kejamnya melebihi Tuhan? Pernyataan-pernyataan memang patut diajungi dua jempol. Lukas begitu demokratis dan sangat terbuka menyatakan bahwa kebaikan itu justru datang dari pikah, yang selama ini dipandang hina dan kafir. Lukas melihat, bahwa kehadiran Yesus ternyata berusaha menghapuskan pemikiran yang keliru itu, yang selama ini dipermanenkan oleh orang-orang Yahudi. Yesus telah merobohkan tembok pemisah antara Yahudi dan Samaria. Apa yang dilakukan Yesus ternyata memperihatkan bahwa Dia sangat mencintai persatuan, dan sekaligus untuk menyatakan bahwa Tuhan mengasihi semua manusia tanpa terkecuali. Itulah juga yang mau diperlihatkan oleh Lukas 1711-19. Perhatikan kata “perbatasan” pada ayat 11! Ini memperlihatkan, bahwa perbatasan itu sengaja dibangun untuk memisahkan pihak orang yang SUCI dan yang BERDOSA, yang KAFIR dan yang BERTUHAN dan seterusnya. Dengan kata lain, yang Israel, yang suci dan ber-Tuhan tidak boleh memasuki daerah atau kota orang berdosa dan kafir Samaria, karena haram hukumnya. Tetapi Yesus justru melakukan perbuatan yang dipandang haram oleh orang Yahudi. Perhatikan kalimat “Ketika Ia Yesus memasuki suatu desa datanglah orang kusta menemui Dia” ayat 12. Kalimat di atas memberitahukan kepada kita, bahwa desa yang tidak disebutkan namanya itu kemungkinan sengaja dibangun khusus sebagai tempat tinggal untuk orang-orang yang terkena penyakit kusta. Itulah sebabnya, desa itu dikatakan terletak di perbatasan antara Samaria dan Galilea. Artinya, entah itu orang dari Samaria atau dari Yerusalem, Galilea dst, diisolasi di desa tersebut. Karena penyakit kusta adalah penyakit menular, maka mereka berdiri agak jauh dari Yesus lih. ayat 13. Seruan mereka meminta belas kasihan dari Yesus memperlihatkan, betapa tersiksanya mereka, apalagi tidak dianggap oleh keluarga dan tidak pernah dikasihi, diobati, dan dibawa ke tabib oleh saudara-saudaranya. Kecuali setelah mereka sembuh baru boleh pulang ke rumah masing-masing. Kemungkinan yang sembilan orang itu langsung pulang ke rumahnya masing-masing. Mereka lupa, bahwa mereka telah disembuhkan oleh Yesus. Pertanyaannya, apakah Yesus tidak tahu, bahwa mereka akan pulang setelah disembuhkan, sehingga hanya orang Samaria lah yang harus mengucap syukur? Saya yakin sepenuhnya bahwa Yesus tahu hal itu. Tetapi mengapa Yesus masih menyembuhkan mereka? Jawabannya HANYA KARENA KASIH. Perhatikan kata “memandang” pada ayat 14! Dalam bahasa aslinya Yunani mengunakan kata “eido” bentuk imperatif perintah! Artinya, Yesus tidak hanya melihat kemudian membiarkan, tetapi melihat dengan penuh belaskasihan dan harus menyembuhkan mereka. Kemungkinan yang sembilan orang itu adalah orang Yahudi. Itulah sebabnya Yesus menyuruh mereka memperlihatkan apa yang telah mereka alami kepada imam-imam. Tetapi, setelah sembuh ternyata mereka lupa pada Yesus dan tidak mengucap syukur pada Tuhan. Dan justru orang yang dianggap hina yang ingat bahwa dirinya harus mengucap syukur pada Yesus. Ucapan syukur dari yang hina itu diperlihatkan secara gamblang pada ayat 15-16. Dikatakan demikian dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang “memuliakan Allah dengan suara nyaring” pada ayat 15 memperlihatkan, betapa bahagianya ketika ia telah sembuh, dan kata “tersungkur” pada ayat 16 untuk memperlihatkan betapa tulusnya ucapan syukur yang dia panjatkan kepada Allah. Melihat kesungguhan dan ketulusan ucapan syukur itu, maka Yesus mengatakan Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau ayat 19. Sungguh ucapan syukur yang begitu tulus dan mulia. Meskipun dipandang hina dan kafir atau tidak ber-Tuhan, oleh mereka yang menganggap dirinya benar, kudus dan ber-Tuhan, tetapi melalui peristiwa itu, Yesus memperlihatkan betapa Allah melihat hati yang tulus dan penuh kerendahan hati untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan di masa lalu. Tetapi serenmtak dengan itu, Yesus memperlihatkan, bahwa orang Samaria juga dikasihi oleh Allah. Maka alangkah memalukannya hal itu bagi orang Israel ketika Yesus mengatakan, bahwa yang sembilan orang itu tidak memuliakan Allah baca ayat 17-18. Perhatikan kalimat tanya Yesus berikut Di manakah yang sembilan orang itu? Secara tidak langsung, Yesus ingin mengatakan di mana letak kesucian kalian sebagai umat pilihan Allah? Kemudian Yesus meneruskan perkataannya dengan nada yang lebih tegas demikian Tidak adakah mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?. Secara tidak langsung, Yesus ingin mengatakan bahwa mengapa kalian yang kudus, yang tidak berdosa, dan menganggap diri ber-Tuhan, tetapi justru tidak memperlihatkan bahwa hidup kalian ber-Tuhan? Dengan kata lain, jika mereka adalah umat ber-Tuhan, tetapi mengapa mereka tidak mengucap syukur pada Tuhan, tetapi justru mengabaikannya? Melainkan orang yang dianggap hina, kafir, asing, dan tidak ber-Tuhan orang Samaria yang mengucap syukur. Kalimat itu pasti sangat menyakitkan, memukul dan memalukan bagi orang Yahudi yang mendengarnya saat itu. Maka, harus diakui bahwa itu adalah salah satu alasan mengapa Yesus sangat dibenci oleh orang Yahudi, dan punyak kebencian itu terbukti ketika Yesus diSalibkan. Jika kita merefleksikan teks di atas dalam kehidupan kita sehari-hari, bukankah pemikiran yang sama dengan pemikiran orang Yahudi yang sering kita pelihara dan agung-agungkan? Kita cenderung menganggap diri kitalah orang yang paling suci, kudus, ber-Tuhan dan telah diselamatkan oleh Tuhan Yesus, dan kita menklaim bahwa kita pasti masuk surga. Mereka yang beragama lain kita anggap kafir, berdosa, tidak ber-Tuhan dan pasti menjadi penghuni neraka. Pernyataan yang sangat sombong, arogan, angkuh, picik dan sempit. Bahkan tidak jarang sesama warga gereja pun kita sering menghakimi sesama kita sebagai pendosa orang yang berdosa dan terus-menerus melakukan dosa, tetapi kita lupa bahwa diri kita masih manusia dan bukan Tuhan. Kita cenderung melihat seberapa besar dosa orang lain dibandingkan melihat seberapa besar dosa yang ada di dalam diri kita. Perkataan dan perbuatan-perbuatan kita tidak menunjukan bahwa kita adalah orang ber-Tuhan. Demikian juga dalam ucapan syukur, yaitu justru mereka yang kita anggap tidak ber-Tuhan yang rajin mengucap syukur pada Tuhan. Sementara kita lebih mengikuti apa yang dilakukan oleh yang sembilan orang tadi, yaitu lupa dan bahkan tidak mau bersyukur atas apa yang telah Tuhan berikan dan lakukan dalam hidup kita. Jika sikap itu yang kita pelihara, maka kita harus belajar dari orang Samaria, yang hina dan dianggap berdosa, tetapi memperlihatkan bahwa dirinya adalah orang yang beriman kepada Tuhan. Lihat Catatan Selengkapnya
Lukas 17:12-19 TB. Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak: ”Yesus, Guru, kasihanilah kami!” Lalu Ia memandang mereka dan berkata: ”Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam.” Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir.
11 A caminho de Jerusalém, Jesus passou pela divisa entre Samaria e Ao entrar num povoado, dez leprosos dirigiram-se a ele. Ficaram a certa distância13 e gritaram em alta voz "Jesus, Mestre, tem piedade de nós! "14 Ao vê-los, ele disse "Vão mostrar-se aos sacerdotes". Enquanto eles iam, foram Um deles, quando viu que estava curado, voltou, louvando a Deus em alta Prostrou-se aos pés de Jesus e lhe agradeceu. Este era Jesus perguntou "Não foram purificados todos os dez? Onde estão os outros nove?18 Não se achou nenhum que voltasse e desse louvor a Deus, a não ser este estrangeiro? "19 Então ele lhe disse "Levante-se e vá; a sua fé o salvou". .